CONTRADICTION IN HADITHS REGARDING PRAYING ON A CONVEYANCE
Abstract
Two hadiths appear contradictory regarding the permissibility of praying in a conveyance. One hadith indicates that its permissibility is only limited to sunnah prayers and another hadith allows for obligatory prayers. This contradiction has the potential to cause doubt and confusion for Muslims. Prayer is one of the fundamental acts of worship, the implementation of which is as far as possible accompanied by in-depth knowledge of the correct rules and procedures. This research aims to resolve the problems that arise from these hadith contradictions using the study of Mukhtalif al-ḥadīṡ's science. The method used is library research with a descriptive-analytical approach. Hadith sources used as references include Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abū Dāwud, Sunan Tirmidhī, and Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. The analysis was carried out by studying aḥwāl al-ḥadīṡ and applying the scientific method of mukhtalif al-ḥadīṡ. The research results show that the al-jam` al-tawfīq method with correlative understanding can be used to compromise these two hadiths. With this method, it is known that praying on a vehicle is only permissible for sunnah prayers. For obligatory prayers, this is permissible only when there is a syar'i reason which causes a person to be unable to get out of the vehicle to perform the prayer completely. [Terdapat dua hadis yang tampak kontradiktif mengenai kebolehan salat di atas kendaraan. Satu hadis mengindikasikan bahwa kebolehannya hanya terbatas pada salat sunnah dan hadis lain memperbolehkan untuk salat wajib. Kontradiksi itu berpotensi menimbulkan keraguan dan kebingungan bagi umat Islam. Padahal salat adalah salah satu ibadah fundamental yang pelaksanaannya sebisa mungkin disertai dengan pengetahuan mendalam mengenai aturan dan tata cara yang benar. Penelitian ini bertujuan menyelesaikan permasalahan yang muncul dari kontradiksi hadis tersebut menggunakan kajian ilmu mukhtalif al-ḥadīṡ. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitis. Sumber-sumber hadis yang dijadikan rujukan meliputi Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abū Dāwud, Sunan Tirmidhī, dan Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Analisis dilakukan dengan mengkaji aḥwāl al-ḥadīṡ dan menerapkan metode ilmu mukhtalif al-ḥadīṡ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode al-jam` al-tawfīq dengan pemahaman korelatif dapat digunakan untuk mengompromikan dua hadis tersebut. Dengan metode itu, diketahui bahwa pada dasarnya salat di atas kendaraan hanya dibolehkan untuk salat sunah. Untuk salat wajib, kebolehannya hanya ketika terdapat uzur syar'i yang menyebabkan seseorang tidak bisa turun dari kendaraan untuk melaksanakan salat secara sempurna.]
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
al-‘Adawī, Alī Ibn Aḥmad. Ḥāshīyah al-‘Adawī Beirut:Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1971.
al-‘Uthaymīn, Muḥammad ibn Ṣālīh. Majmū’ Fatāwā. Riyadh: Dār al-thurayya 2003.
_____________________________. Sharh Sahih Al-Bukhari. Kairo: Maktabah al-Islamiyah, 2008.
al-Albani, Muhammad Nasiruddin. Sifat Shalat Nabi, ter. Abu Zakaria Al-atsary. Bogor: Tim Griya Ilmu, 2007.
al-Anṣārī, Zakariyyā ibn Muḥammad, Asnā al-Maṭalib , Bairut: Dār al-Fikr, 2005.
al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fath Al-Bari. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.
al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail. Al-Jami’ Al-Sahih. Raudah: al-Matbah al-Salafiyah, t.th.
al-Damshiqī, Ibn Hamzah al-Ḥusaynī. Asbabul Wurud. Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
al-Darimi, Abdillah Ibn ’Abd al-Rahman. Sunan Al-Darimi. Beirut: al-Maktabah al-Asriyah, 2000.
al-Daruqutni, Abu al-Hasan ’Ali. Sunan Al-Daruqutni. Libanon: Dar Ibn Hazm, 2011.
al-Haytami, Shihabuddīn Ibn Ḥajar, al-Minhāj al-Qawamī. Beirut: Dār al-Kitab al-‘ilmiyah, 1996.
al-Ityubi, Muhammad Ibn Shaykh al-Ghullamah ’Ali. Al-Bahr Al-Muhit Al-Thajaj Fi Sharh Sahih Al-Imam Muslim Al-Hajjaj. Kairo: Al-Jauzi, t.th.
al-Kāf, Ḥasan ibn Aḥmad. al-Taqrīrāt al-Sadīdah. Jaddah: Dār al-Minhāj, 2013.
al-Maliki, Muhammad Ibn ’Alwi. Al-Minhal Al-Latif Fi Usul Al-HadithAl-Sharif. Surabaya: Maktab Markazi, 2000.
al-Nadwi, al-Hasani. Empat Sendi Agama Islam: Salat, Zakat, Puasa, Haji. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
al-Nawāwī, Abī Zakariyyā Muhī al-Dīn. Majmū’. Makkah: Maktabah al-Irshād, t.th.
al-Nawawi, Muhyi al-Din Abu Zakariyya. Sharh Sahih Muslim Al-Nawawi. Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1972.
al-Nīsābūrīy, Abī al-Ḥusayn Muslim ibn al-Ḥajjāj. Sahih Muslim. Riyad: Dar al-Salam, t.th.
al-Shāfi’ī, Sulaymān ibn ‘Umar Al-‘Ijilī. Ḥāshiyah al-Jamal ‘Alā Sharḥ al-Manhaj. Beirut: Dār al-Kitab al-‘ilmiyah, 2000 M.
Al-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan Bintanng, 1980.
al-Sijistānī, Abū Dāwud Sulaymān ibn Ash‘ath. Sunan Abu Daud. Riyad: Dar al-Salam, t.th.
al-Tahhan, Mahmud. Dasar-Dasar Ilmu Hadis. Jakarta: Ummul Qura, 2018.
al-Tirmidhī, Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā. Jami’ al-Tirmidhi. Riyad: Dar al-Salam, t.th.
al-Zuhayli, Wahbah. Al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu. Suriyah: Dar al-Fikr, 2006.
Arifin, Zainul. Studi Kitab Hadis. Surabaya: Al-Muna, 2017.
Bay, Kaizal. “Metode Penyelesaian Hadis-Hadis Mukhtalif Menurut Al-Syafi’i.” Jurnal Ushuluddin xvii, no. 2 (2011).
Drajat, Zakiah. Salat Menjadikan Hidup Bermakna. Jakarta: Ruhama, 1996.
Firdaus, Beni. “Kemacetan Dan Kesibukan Sebagai Alasan Qashar Dan Jama’ Shalat.” Al-Hurriyah 02, no. 02 (2017).
Ghozali, M. “Analisis Sanad Dan Matan Hadis Salat Di Atas Kendaraan,” 2015.
Hakim, Masykur dan Ubaydillāh Ziyādī. “Mukhtalif Al- Ḥadīts Dan Cara Penyelesaiannya Perspektif Ibn Qutaybah.” Jurnal Ushuluddin Volume 2 (2015).
Hanbal, Ahmad ibn Muhammad ibn. Al-Musnad. Kairo: Dar al-Hadith, 1995.
Herianto, Bambang. “Metode Ibn Qutaibah Dalam Menyelesaikan Hadis-Hadis Mukhtalif” 7, no. 2 (2018).
Hidayatullah. Fiqih. Banjar Masin: Universitas Islam Kalimantan, 2019.
Komarudin. “Tinjauan Mukhtalaf Al-Hadîts Terhadap Hadits-Hadits Menangis Mayit.” Jurnal Kordinat Vol. XXVI, no. 95 (2017).
Mahadir, Muhammad Saydi. Shalat Musafir. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018.
Mahmudunnasir, Syed. Islam: Konsepsi Dan Sejarahnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Mu’in, Fathul, and Ananda Prayogi. “Pengambilan Hukum Dari Hadis-Hadis Mukhtalif Menurut Ulama Hadis Dan Ulama Fikih.” Al-Hasyimi-Jurnal Ilmu Hadis 1, no. 1 (2024).
Munawwir, A.W. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Mustaqim. Ilmu Ma’anil Hadits. Yogyakarta: Idea Press, 2016.
Narulita, Khairil Ikhsan Siregar dan Sari. Ulumul Hadis Kompilasi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan, 2015.
Noorhidayati, Salamah. Ilmu Mukhtalif Al-Hadis Kajian Metodologis Dan Praktis. Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2016.
Sarwat, Ahmad. Shalat Di Atas Kendaraan. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018.
Shuhbah, Muḥammad Abū. Fī Rihāb Al-Sunnah Al-Kutub Al-Ṣiḥāḥ Al-Sittah. Kairo: Silsilat al-Buḥūth al-Islāmiyah, 1995.
Soetari, Endang. Ulumul Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Suyadi, M. Agus Solahudin dan Agus. Ulumul Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
Wensinck, A.J. Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaz Al-Hadith Al-Nabawi. Leiden: Brill, 1936.
Zahw, Muhammad Abu. Al-Hadith Wa Al-Muhaddithun. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1983.
Refbacks
- There are currently no refbacks.