Metode Mengetahui Al-Dabt Al-Khafiy Pada Rawi Saduq Dan Penerapannya Pada Kritik Sanad Hadis
Abstract
Dewasa ini dabt al-khafiy kurang diperhatikan oleh peneliti, padahal sifat tersebut menjadi salah satu pembeda antara hadis hasan dan daif. Artikel ini akan membahas tentang pengaruh al-dabt al-khafiy terhadap penentuan nilai hadis. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kepustakaan (library research). Hasilnya, tidak ada sigah khusus yang menunjukkan dabt khafiyy pada rawi. Adapun hadis yang diriwayatkan oleh rawi saduq atau semacamnya tidak langsung dihukumi sebagai hadis hasan sebelum ikhtibar dilakukan untuk mengetahui dabt-nya. Penilaian saduq (jujur) bukan disebut ta’dil untuk keakuratan riwayat rawi melainkan untuk kesalehan rawi. Metode mengetahui dabt yang masih memungkinkan untuk dilakukan pada zaman ini adalah (1) melihat dan menganalisa komentar ulama jarh wa ta’dil; (2) membandingkan koleksi hadis yang diriwayatkan oleh rawi tersebut dengan versi lain dari rawi yang siqqah; (3) membandingkan riwayat beberapa murid rawi, dan (4) membandingkan riwayat dari murid lama dan murid barunya.
Abstract
Nowadays, dabt al-khafiy is less noticed by researchers, even though this characteristic is one of the differences between hasan and daif hadiths. This article will discuss the influence of al-dabt al-khafiy on determining the value of hadith. The method used in this research is the library research method. As a result, there is no special stand that shows dabt khafiyy on the narrator. As for the hadith narrated by narrator saduq or the like, it is not immediately judged as hasan hadith before the ikhtibar is carried out to find out its dabt. The saduq (honest) assessment is not called ta'dil for the accuracy of the narrator's narration but for the narrator's piety. Methods of knowing dabt that are still possible to do at this time are (1) looking at and analyzing the comments of the scholars of jarh wa ta'dil; (2) comparing the collection of hadith narrated by the narrator with other versions of the siqqah narrator; (3) compare the history of several narrators, and (4) compare the history of the old and new students.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdul Hadi al-Fadhli, Ushul al-Hadis, Bairut, Markaz al-Fadir, 2009, cetakan ke-2.
Abu Abdillah Ala‘uddin, Ikmal Tahdzib al-Kamal, Kairo, al-Faruq al-Hadisiyyah li al-Thaba‘ah wa al-Nasr, cetakan 1, 2001.
Abu al-Hasan Musthofa bin Ismail al-Ma‘aribi, al-Jawahir as-Sulaimaniyah Syarhu al-Mandzumati al Baiquniyah, Riyadh, Dar al-Kayyan, 2006.
Abu Hasan Nuruddin, Syarhu Nukhbah al-Fikr fi Mustolahati Ahli al-Atsar, Beirut, Dar al-Arqom.
Agus Firdaus Chandra dan Buchari M, "Kriteria Ke-shahih-an Hadis Menurut al-Khathib al-Baghdadi",Jurnal Ushuluddin Vol. 24 No 2, Juli-Desember 2016.
Athif Ahmad aman, Ilmu al-Jarh wa at-Ta‘dil Ahammiyatuhu wa Tarikhuhu wa Qawa‘iduhu, Jurnal Markaz al-Buhuts as-Sunnah wa as-sirah, No 2, 1987.
Damanhuri, Hadis-hadis al-Fitrah dalam Penelitian Simultan , Sidoarjo, Dwiputra Pustaka Jaya, 2016.
Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Haiderabad, Mathba‘ah Da‘irah al-Ma‘arif al-Nidzomiyah, cetakan 1,1908.
Ibnu Hajar al-Asqalani, Taqrib al-Tahdzib, Damaskus, Dar al-Rasyid, cetakan 1, 1986.
Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab, Beirut, Dar as-Shadr, 1993.
Kamal Ali al-Jumal, Maratib al-Jarh wa at-Ta‘dil, Jurnal Universitas Mansoura Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Khalid Mansyur, Arau al-Muhadditsin fi al-Hadist al-Hasan Lidzatihi, disertasi, Universitas Ummul Qura, 2000.
Lukman Hakim, Imdad al-Mughits Bitashili Ulum al-Hadis, Kairo, Dar ash-Sholih, 2017.
Mahmud at-Thahhan, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Riyadh, Maktabah al-Ma‘arif, 1996,cetakan ke 3
Muhammad Abdul Hayyi al-Hindi, ar- Raf‘u wa at-Takmilu fi al-Jarhi wa at-Ta‘dili, Kairo, Maktabah Ibnu Taimiyah, 1974.
Muhammad bin Ismail ash-shun‘ani, Taudhih al- Afkar Li ma‘ani Tanqihu al-andzar Madinah, Al-Maktabah Assalafiyah, 2008.
Muhammad Isa bin Sauroh al-Turmudzi, Sunan at-Turmudzi, Beirut: Dar al-Ghorb al-Islami, 1998,No 1659.
Muhammad ‘Ujaj al-Khatib, Ushul al-Hadist Ulumuhu wa Musholahuhu, Beirut, Dar al-Fikr 2011.
N. Kholis Hauqola," HERMENEUTIKA HADIS: Upaya Memecah Kebekuan Teks", Jurnal TEOLOGIA, Vol 24 No 1, Januari-Juni 2013
Nasir Akib, "Kesahihan Sanad dan Matan Hadist: Kajian Ilmu-ilmu Sosial", Jurnal Shautut Tarbiyah Ed. 21, Th XIV, September 2008.
Nuruddin Itr, Manhaj an-Naqdi fi Ulum al-Hadist, Damaskus, Dar al-Fikr, 1979.
Syamsuddin al-Dzahabi, al-Kasyif fi Ma‘rifah Man lahu Riwayah fi al-Kutub al-Sittah, Jeddah, Dar al-Qublah li al-Tsaqofah, cetakan 1, 1992.
Syamsuddin al-Dzahabi, al-Ruwwat al-Tsiqot al-Mutakallim fihim bima la Yujibu Rodduhum, Beirut, Dar al-Basyair al-Islamiyah, cetakan 1, 1992.
Syamsuddin al-Dzahabi, Siyar A‘lam al-Nubala‘, Beirut, Muassasah al-Risalah, cetakan 2, 1985.
Syamsuddin al-Dzahabi,Dzikr Man Takallama fihi wahuwa Mutsiq, Zarqa, Maktabah al-Mannar, cetakan 1, 1986.
Syamsuez Salihima, Historiografi Hadis Hasan-Dhaif, Jurnal Adabiyah Vol X nomor 2/2010
Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta:Bulan Bintang, 2005.
Yusuf bin Abdirrahman bin Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma‘ al-Rijal, Beirut, Muassasah al-Risalah, cetakan 1, 1980 M.
Ziyad ‘Awad, "Adh-Dhabtu ‘Inda al-Muhadditsina Wa Atsarihi Fi al-Rawi wa al-Marwi", Jurnal Universitas Damaskus Vol. 18 no. 2/2002
Software Aplikasi
Al-Maktabah al-Syamilah
Refbacks
- There are currently no refbacks.