THE DISCOURSE OF SCIENTIFIC APPROACH IN THE STUDY OF FIQH AL-HADITH: APPLICATIONS OF HEGEL'S DIALECTICS
Abstract
In the last decade, a new approach has been developed called the scientific approach to understanding hadith (fiqh al-hadith). Interestingly, there is a theory that states that everything that is tested through a scientific approach has a principle that can always be falsified. From this, the assumption arises that if the truth of the hadith is already based on scientific theory, but later there is a revision that causes the theory to be falsified, then this will actually drop the validity of the hadith itself. Hegel's philosophical theory is a method that is considered appropriate to resolve these pros and cons. This study aims to answer how Hegel's dialectical theory works and its urgency in research. In addition, the pros and cons in the discourse of the scientific approach and how Hegel's dialectics can be applied within the scope of the study of fiqh al-hadith. This study uses a literature study method with a qualitative-descriptive approach. As a result, Hegel's dialectic turns out to be applicable in problems that arise from the contradiction of two things. Furthermore, the pros and cons in the scientific approach arise from efforts to understand the hadith and efforts to strengthen its validity. The pros and cons, after being analyzed using Hegel's dialectics, turned out to produce several solutions. First, only hadiths that explicitly mention natural phenomena can use a scientific approach. Second, science is only a support, not a basis for validity. Third, the hadith studied must always be positioned as an undeniable revelation from Allah.
Abstrak
Pada dekade belakangan, berkembanglah pendekatan baru yang disebut pendekatan saintifik untuk memahami hadis (fiqh al-hadis). Menariknya, terdapat teori yang menyebutkan bahwa segala sesuatu yang diuji melalui pendekatan saintifik memiliki prinsip selalu dapat difalsifikasi. Dari sini, timbul asumsi jika kebenaran hadis yang sudah dilandasi dengan teori sains jika kemudian terdapat revisi yang menyebabkan teori tersebut difalsifikasi, maka hal ini justru akan menjatuhkan validitas hadis itu sendiri. Teori filsafat Hegel merupakan metode yang dianggap tepat untuk menyelesaikan pro-kontra ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana teori dialektika Hegel bekerja serta urgensinya dalam penelitian. Selain itu, pro-kontra dalam diskursus pendekatan sains serta bagaimana dialektika Hegel dapat diterapkan dalam ruang lingkup kajian fiqh al-hadis. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Hasilnya, dialektika Hegel ternyata dapat diterapkan dalam masalah yang timbul dari pertentangan dua hal. Selanjutnya, pro-kontra dalam pendekatan saintifik timbul dari upaya untuk memahami hadis dan upaya untuk menguatkan validitasnya. Pro-kontra tersebut setelah dilakukan analisis menggunakan dialektika Hegel, ternyata menghasilkan beberapa pemecahan. Pertama, hanya hadis yang menyebutkan fenomena alam secara eksplisit yamh dapat menggunakan pendekatan saintifik. Kedua, sains hanya sebagai pendukung, bukan landasan validitas. Ketiga, hadis yang dikaji harus selalu diposisikan sebagai wahyu dari Allah yang tidak dapat dibantahKeywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Lutfiyah, Lujeng, dkk., "Studi Pemikiran Hadis Nizar Ali: Hadist Versus Sains: Memahami Hadits Musykil", Al Furqan: Jurnal Imu Al Quran dan Tafsir, Vol. 4, No. 2, Desember 2021.
Prabowo, Yudhi, "Beragam Pendekatan dalam Memahami Hadis Nabi", JURNAL ILMIAH AL MU‘ASHIRAH: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif, Vol. 18, No. 1, Januari 2021.
Riski, Maydi Aula, "Teori Falsifikasi Karl Raimund Popper: Urgensi Pemikirannya dalam Dunia Akademik", Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 4, No. 3, 2021.
Mukhtar, Mukhlis, "Syarh Al-Hadis Dan Fiqh Al-Hadis (Upaya Memahami Dan Mengamalkan Hadis Nabi)", Ash-Shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 2, Juli 2018, 112.
Hasibuan, M. Idham Aditia, dkk., "Kontribusi Sains Dalam Menentukan Kualitas Hadis", EDU RILIGIA, Vol. 1, No. 3, Juli-September 2017.
Shamad, A., "Berbagai Pendekatan Dalam Memahami Hadis", Al-Mu‘Ashirah, Vol. 13, No. 1, Januari 2016, 35.
Faizin, "Pemahaman Hadits Sains : Menguji Validitas Hadis Dengan Kebenaran Ilmiah", TADJID, Vol. 18, No.1; Juli 2015.
Aprison, Wedra, "Mendamaikan Sains dan Agama: Mempertimbangkan Teori Harun Nasution", Jurnal Pendidikan Islam, Vol. IV, No. 2, Desember 2015.
Komarudin, "Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam", Jurnal at-Taqaddum, Vol. 6, No. 2, November 2014.
An-Najjar, Zaghlul, Sains dalam Hadis, Terj. Zainal Abidin, (Jakarta: Amzah, 2011).
Suliaman, Ishak, dkk., "Metode Penulisan Zaghlul Al-Najjar Dalam Menganalisis Teks Hadith Nabawi Melalui Data-Data Saintifik", Sunnah Nabi Realiti dan Cabaran Semasa, cet. 1, (Kuala Lumpur: Jabatan al-Quran dan al-Hadith Akademisi Pengajian Islam Universiti Malaya, 2011).
Ali, Nizar, Hadis Versus Sains (Memahamai Hadis-Hadis Musykil), (Sleman: Teras, 2008), Cet. 1.
Maizuddin, Metodologi Pemahaman Hadits, (Padang: Hayfa Press, 2008).
Suyahmo‘, "Filsafat Dialektika Hegel: Relevansinya Dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945", HUMANIORA, Vol. 19, No. 2, Juni 2007, 144.
Darmadi, Anak Agung Ketut, Makalah: "Dialektika Hegel (Tesis, Antitesis, Sintesis) Dan Implementasinya Dalam Penelitian", (Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Denpasar, 2015).
al-Thahhan, Mahmud, Taisir Mushthalah al-Hadis, (Riyadh: Maktabah al-Ma‘arif, 2010), Cet. 11.
Raco, J.R., Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: Penertbit PT Grasindo, 2010).
al-Din, Nur, Lamahat Mujazah fi Manahij al-Muhadditsin al-‘Ammah fi al-Riwayah wa al-Tashnif, (Damaskus: Dār al-Farfūr, 1999).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 4, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995).
A.M., Ralph Taylor, Webster‘s World University Dictionary, (Washington D.C.: Publishers Company, Inc., 1965).
Ahwadzi, Benny, "Memahami Eksistensi Pendekatan Ilmu-Ilmu Alam Dan Pemahaman Hadis Nabi", Membangun Kembali Peradaban Islam Prestisius, (Malang: UIN-Maliki Press, 2016), pp. 69-109. ISBN 978-602-1190-82-1.
al-Jawabi, Muhammad Thohir, Juhud al-Muhadditsin fi Naqd Matn al-Hadits al-Nabi al-Syarif, (Tunisia: Muassasat Abdul Karim Ibn Abdillah, t.th).
Ibn al-Manzhur, Muhammad ibn al-Mukarram, Lisan al-‘Arab, (Bairut: Dar Lisan al-Arab, t.th). Juz III.
Abadiy, Majd al-Din Muhammad ibn Ya‘qub al-Fairuz, al-Qamus al Muhith, (Bairut: Dar al-Jail, t.th), Juz 4.
al-Sibaiy, Mustafa, al-Sunnah wa Makanatuha fi Tasyri‘iy al-Islamiy, (t.tp: Dār al-Qawmiyyat al-Tibaat wa al-Nasyr, t.th).
al-Hajjaj, Muslim bin, Shahih Muslim, Kitab al-Iman, Bab al-Zaman al-ladzi la Yuqbalu fihi al-Iman, Hadir Nomor 159, (Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, t.th), Juz I, 138.
Sutoyo, Yongki, "Formulasi Hubungan Agama dan Sains : Antara Integrasi dan Islamisasi", Kuliah Pemikiran Islam At-Tanwir #1 Mahasiswa PKU UNIDA GONTOR.
Zilfaloni, "Fiqh al-Hadits", 09 Oktober 2012, https://zilfaroni.dosen.iain-padangsidimpuan.ac.id/2012/10/fiqh-al-hadits.html, diakses pada 13 Agustus 2022.
Anggara, Dahli, "5 Teori Sains yang Dikoreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja?", https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/teori-sains-yang-dikoreksi-c1c2?page=all, (diakses pada 15 Agustus 2022).
https://kbbi.lektur.id/saintifik#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,lainnya%20dari%20saintifik%20adalah%20keilmuan, (diakses pada 31 Juli 2022).
Refbacks
- There are currently no refbacks.